Showing 10–18 of 72 results
-

Suatu fenomena alih asuh anak kepada kakek-neneknya atau grandparenting, sudah tidak asing di masyarakat. Orang tua yang sibuk bekerja memutuskan untuk mengalihkan pengasuhan anaknya kepada grandparent. Di mana mereka adalah seorang lansia yang mengalami beberapa penurunan meliputi kondisi fisik dan non fisik yang terjadi secara alamiah. Grandparent tidak selincah bagaimana orang tua mengasuh anaknya, terlebih jika yang diasuh adalah anak-anak balita yang sedang mengalami masa aktif. Hal demikian tentu membebani grandparent dan berseberangan dengan ajaran Islam yang memerintahkan Umatnya untuk berbakti kepada orang tua (birrul walidain).
Buku ini akan mengupas fenomena grandparenting dalam pandangan Al-Qur’an. Pun juga akan dibahasa parameter dan hukum grandparenting. Apakah Islam membolehkan? Sejauh mana batasan kebolehannya? Demi terwujudnya masyarakat yang baik dan berakhlak mulia. Semangat dalam melaksanakan tanggung jawab dan memaksimalkan pengabdian. Semoga bermanfaat, selamat membaca!
-
Sale!

Rp 100.000 Rp 70.000
Gifted children atau anak berkebutuhan istimewa memiliki karakter intelektual dan emosional yang berbeda dengan anak lain pada umumnya. Dalam pengasuhannya membutuhkan penanganan khusus agar potensi dan keberbakatannya bisa dikembangkan secara optimal. Buku ini menjelaskan gifted children dan pola asuh pendidikannya perspektif Al-Qur`an yang dikuatkan dengan penjelasan tafsir Ibnu Kaşīr dan tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka dengan menggunakan pendekatan psikologi dan sosiologi.
Buku ini menjelaskan bahwa pola pengasuhan gifted children sesuai dengan perspektif Al-Qur`an adalah dengan besikap lemah lembut, selalu memaafkan, mendoakan dan musyawarah serta tawakkal. Cara-cara mengasuh anak gifted yang terdapat dalam Q.S Ali Imran ayat 159 ini sesuai dengan pola pengasuhan demokratis dalam teori psikologi.
Semoga bermanfaat dan selamat membaca!
-

Di Indonesia nagham menjadi salah satu cabang Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) paling diminati dibandingkan dengan cabang-cabang lainnya. Hal ini dilihat dari jumlah peserta yang senantiasa meningkat dari tahun ke tahun, mulai dari tingkat anak-anak hingga dewasa.
Buku ini hadir membahas tentang seni dalam membaca Al-Qur’an (nagham) dengan irama yang indah dan benar. Pembaca akan diajak untuk mengenal nama-nama nada beserta tausyikhnya. Nada-nada tersebut dikenal dengan ‘maqamat’. Terdapat beberapa maqamat yang akan dibahas di buku ini, seperti: Bayyati, Hijaz, Rast, Shika, dll.
Dalam buku ini tidak hanya membubuhkan penguasaan teori maqamat melainkan, juga menampilkan ayat di setiap maqamnya. Jadi, cocok sekali apabila buku ini sampai kepada khalayak yang memiliki minat terhadap seni Al-Qur’an melalui tilawah (nagham). Simaklah penjelasan detailnya dalam buku ini dan selamat membaca!
-

Usaha para sarjana Barat ingin menjatuhkan Al-Qur’an semakin jelas terlihat ketika syi’ar Islam semakin meluas ke penjuru dunia. Hal tersebut menjadi awal mula kajian orientalis terhadap Al-Qur’an dengan bertujuan mencari kelemahan dan menjatuhkan Al-Qur’an. Dalam buku ini penulis membahas tentang teori Ignaz Goldziher yang memiliki penafsiran sendiri terhadap unifikasi ragam Qira’at. Unifikasi dalam pandangannya adalah cara Al-Qur’an yang seharusnya dibaca dengan satu Qira’at saja.
Sedangkan, unifikasi Qira’at yang dilakukan pada masa kodifikasi Al-Qur’an di masa ‘Utsman bin ‘Affan dengan memilah Qira’at yang mutawattir dan mengelompokkannya. Sehingga beberapa Qira’at tersebut dapat diakomodir ke dalam satu mushaf ‘Utsmani yang dikirimkan ke salah satu wilayah beserta sahabat dengan Qira’at yang sama. Jadi, konsep Unifikasi Qira’at yang diusung oleh Ignaz berbeda dengan yang telah diterapkan oleh para ahli Qira’at. Semoga buku ini bermanfaat, selamat membaca!
-

Buku ini merupakan hasil racikan dan intisari dari beberapa kitab qira’at, seperti Al-Wafi fi Syarh asy-Syathibiyyah, Taqrib al-Ma’ani. dan kitab-kitab qira’at lainnya. Dengan penjelasan kaidah-kaidah dalam Ilmu Qira’at yang menggunakan matrik diharapkan pembaca dapat memehaminya dengan mudah, sehingga kesan bahwa Ilmu Qira’at itu sulit, menjadi sirna.
-

-

Komunikasi sangat berpengaruh pada kelangsungan hidup manusia baik sebagai hamba maupun anggota masyarakat. Komunikasi Islam adalah proses penyampaian pesan yang menganut nilai-nilai Islam dengan menggunakan prinsip-prinsip komunikasi dalam Islam. Pemberian pendidikan mengenai komunikasi Islam kepada peserta didik merupakan suatu upaya dalam menjadikan peserta didik menjalin hubungan baik dengan dirinya sendiri, sesama dan Sang Pencipta.
Dilihat dari prosesnya yang tidak hanya menempatkan bahasa Arab dan bahasa Inggris menjadi mahkota pesantren, namun di samping itu memperhatikan etika-etika ketika berkomunikasi yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Pesantren menyediakan berbagai kegiatan ataupun program demi membentuk kesantunan berbahasa santri/watinya. Pesantren menyediakan program seperti Mufradat, Muhaddatsah, Muhadharah, pemberian nasihat secara rutin setiap selesai shalat Subuh dan Maghrib dan sebagainya. Hasilnya ialah dengan adanya program-program serta pendisiplinan yang merupakan suatu bentuk kebijaksanaan pesantren kepada santri/watinya secara bertahap mengubah tata bahasa mereka atau tutur kata mereka ke arah yang lebih baik, bukan hanya kosa-kata saja yang bertambah, lebih dari itu, percakapan sehari-hari dengan memperhatikan etika atau adab berbicara yang diajarkan oleh pesantren juga diterapkan dengan baik. Faktor yang menghambat seperti adanya pengaruh pergaulan, latar belakang, dan efek liburan.
-

-
