Showing 10–18 of 78 results
-

Rp 100.000
Buku ini mengajak pembaca memahami sunnatullah dengan sudut pandang yang lebih luas dan menyeluruh. Selama ini, sunnatullah sering dipahami sebatas hukum sebab-akibat yang berlaku tetap dalam kehidupan, padahal Al-Qur’an juga menyingkap adanya sunnatullah khariqah berupa mukjizat, karamah, ma’unah, ihânah, dan istidrâj. Dengan pendekatan relasional yang melibatkan pancaindra, akal, intuisi, dan wahyu, buku ini menegaskan bahwa sunnatullah hadir dalam dua corak: kepastian dan kemungkinan, yang sama-sama menyimpan hikmah.
Isi buku tidak berhenti pada teori, tetapi menyajikan langkah-langkah praktis untuk memahami petunjuk Al-Qur’an secara tematis. Setiap surat, juz, atau tema tertentu dapat dipetakan, dikelompokkan, lalu ditafsirkan dengan dukungan berbagai disiplin ilmu. Proses ini membantu pembaca menemukan benang merah antara ayat-ayat Al-Qur’an dengan realitas kehidupan dan perkembangan pengetahuan modern, sehingga pesan-pesan ilahi terasa lebih dekat dan aplikatif.
Buku ini menjadi jembatan antara warisan tafsir klasik dengan kebutuhan pemikiran kontemporer. Ia menawarkan pandangan baru tentang bagaimana sunnatullah bekerja dalam kehidupan manusia dan alam semesta, serta menghadirkan Al-Qur’an sebagai sumber inspirasi yang relevan sepanjang zaman. Untuk bahasan selanjutnya, milikilah buku ini. Semoga bermanfaat, dan selamat membaca!
-

Rp 100.000
Buku Epistemologi Taujih al-Qirā’āt mengungkap sisi lain dari tafsir Marāḥ Labīd karya Syekh Nawawi al-Bantani, ulama besar Nusantara abad XIX. Tafsir ini tidak hanya menampilkan qirā’āt sab‘ah dan ‘asyrah yang sudah populer, tetapi juga menghidupkan kembali qirā’āt tsamāniyyah yang hampir terlupakan dalam arus besar sejarah qirā’āt.
Dengan pendekatan yang menyeluruh, Syekh Nawawi memadukan analisis linguistik, semantik, performansi, historis, dan ortografi. Kerangka ini menjadikan taujīh al-qirā’āt dalam Marāḥ Labīd lebih komprehensif dibanding karya-karya sebelumnya, sekaligus memperlihatkan keluasan pengetahuan serta kepekaan intelektualnya terhadap keragaman bacaan Al-Qur’an.
Buku ini tidak hanya menegaskan kontribusi Syekh Nawawi dalam menjaga khazanah qirā’āt, tetapi juga menunjukkan bagaimana tradisi ilmu Qur’ani tetap hidup di tangan ulama Nusantara. Marāḥ Labīd hadir sebagai jembatan antara tradisi klasik dan kebutuhan intelektual modern, menjadikannya pilar penting dalam pelestarian dan pengembangan ilmu qirā’āt.
-

Rp 80.000
Buku ini mengangkat sebuah gagasan mendasar namun sering terabaikan: membangun masyarakat dimulai dari pembinaan individu. Terinspirasi dari pemikiran brilian Ibnu ‘Āsyūr—ulama dan pemikir abad ke-20—konsep Iṣlāḥ al-Afrād (reformasi dan pembinaan pribadi) dipaparkan sebagai fondasi kokoh bagi terciptanya tatanan sosial yang adil, harmonis, dan berkelanjutan.
Ibnu ‘Āsyūr menegaskan, kekuatan masyarakat tidak lahir dari kebijakan struktural semata, tetapi dari pribadi-pribadi yang bertanggung jawab, dan berpegang pada nilai etika serta spiritual. Melalui perpaduan kajian Al-Qur’an dan pembacaan kritis terhadap realitas sosial, buku ini menawarkan analisis yang tajam sekaligus aplikatif.
Lebih dari sekadar teori, karya ini mengajak pembaca menjadi agen perubahan—dimulai dari diri sendiri—untuk membangun keluarga, komunitas, dan bangsa yang lebih berkeadilan dan sejahtera.
-

Suatu fenomena alih asuh anak kepada kakek-neneknya atau grandparenting, sudah tidak asing di masyarakat. Orang tua yang sibuk bekerja memutuskan untuk mengalihkan pengasuhan anaknya kepada grandparent. Di mana mereka adalah seorang lansia yang mengalami beberapa penurunan meliputi kondisi fisik dan non fisik yang terjadi secara alamiah. Grandparent tidak selincah bagaimana orang tua mengasuh anaknya, terlebih jika yang diasuh adalah anak-anak balita yang sedang mengalami masa aktif. Hal demikian tentu membebani grandparent dan berseberangan dengan ajaran Islam yang memerintahkan Umatnya untuk berbakti kepada orang tua (birrul walidain).
Buku ini akan mengupas fenomena grandparenting dalam pandangan Al-Qur’an. Pun juga akan dibahasa parameter dan hukum grandparenting. Apakah Islam membolehkan? Sejauh mana batasan kebolehannya? Demi terwujudnya masyarakat yang baik dan berakhlak mulia. Semangat dalam melaksanakan tanggung jawab dan memaksimalkan pengabdian. Semoga bermanfaat, selamat membaca!
-
Sale!

Rp 100.000 Rp 70.000
Gifted children atau anak berkebutuhan istimewa memiliki karakter intelektual dan emosional yang berbeda dengan anak lain pada umumnya. Dalam pengasuhannya membutuhkan penanganan khusus agar potensi dan keberbakatannya bisa dikembangkan secara optimal. Buku ini menjelaskan gifted children dan pola asuh pendidikannya perspektif Al-Qur`an yang dikuatkan dengan penjelasan tafsir Ibnu Kaşīr dan tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka dengan menggunakan pendekatan psikologi dan sosiologi.
Buku ini menjelaskan bahwa pola pengasuhan gifted children sesuai dengan perspektif Al-Qur`an adalah dengan besikap lemah lembut, selalu memaafkan, mendoakan dan musyawarah serta tawakkal. Cara-cara mengasuh anak gifted yang terdapat dalam Q.S Ali Imran ayat 159 ini sesuai dengan pola pengasuhan demokratis dalam teori psikologi.
Semoga bermanfaat dan selamat membaca!
-

Di Indonesia nagham menjadi salah satu cabang Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) paling diminati dibandingkan dengan cabang-cabang lainnya. Hal ini dilihat dari jumlah peserta yang senantiasa meningkat dari tahun ke tahun, mulai dari tingkat anak-anak hingga dewasa.
Buku ini hadir membahas tentang seni dalam membaca Al-Qur’an (nagham) dengan irama yang indah dan benar. Pembaca akan diajak untuk mengenal nama-nama nada beserta tausyikhnya. Nada-nada tersebut dikenal dengan ‘maqamat’. Terdapat beberapa maqamat yang akan dibahas di buku ini, seperti: Bayyati, Hijaz, Rast, Shika, dll.
Dalam buku ini tidak hanya membubuhkan penguasaan teori maqamat melainkan, juga menampilkan ayat di setiap maqamnya. Jadi, cocok sekali apabila buku ini sampai kepada khalayak yang memiliki minat terhadap seni Al-Qur’an melalui tilawah (nagham). Simaklah penjelasan detailnya dalam buku ini dan selamat membaca!
-

Usaha para sarjana Barat ingin menjatuhkan Al-Qur’an semakin jelas terlihat ketika syi’ar Islam semakin meluas ke penjuru dunia. Hal tersebut menjadi awal mula kajian orientalis terhadap Al-Qur’an dengan bertujuan mencari kelemahan dan menjatuhkan Al-Qur’an. Dalam buku ini penulis membahas tentang teori Ignaz Goldziher yang memiliki penafsiran sendiri terhadap unifikasi ragam Qira’at. Unifikasi dalam pandangannya adalah cara Al-Qur’an yang seharusnya dibaca dengan satu Qira’at saja.
Sedangkan, unifikasi Qira’at yang dilakukan pada masa kodifikasi Al-Qur’an di masa ‘Utsman bin ‘Affan dengan memilah Qira’at yang mutawattir dan mengelompokkannya. Sehingga beberapa Qira’at tersebut dapat diakomodir ke dalam satu mushaf ‘Utsmani yang dikirimkan ke salah satu wilayah beserta sahabat dengan Qira’at yang sama. Jadi, konsep Unifikasi Qira’at yang diusung oleh Ignaz berbeda dengan yang telah diterapkan oleh para ahli Qira’at. Semoga buku ini bermanfaat, selamat membaca!
-

Buku ini merupakan hasil racikan dan intisari dari beberapa kitab qira’at, seperti Al-Wafi fi Syarh asy-Syathibiyyah, Taqrib al-Ma’ani. dan kitab-kitab qira’at lainnya. Dengan penjelasan kaidah-kaidah dalam Ilmu Qira’at yang menggunakan matrik diharapkan pembaca dapat memehaminya dengan mudah, sehingga kesan bahwa Ilmu Qira’at itu sulit, menjadi sirna.
-
