Showing 19–27 of 68 results

  • KISAH-KISAH KALIGRAFI

    Inilah catatan perjalanan selama tiga tahun Sang Maestro Kaligrafi Indonesia yang sarat dengan pelajaran. Tulisan santai sekaligus kaya inspirasi ini dibuat saat istirahat di tepi sungai, di sela-sela acara, bakda subuh, siang, sore atau tengah malam dan lintas tempat—dari Jakarta serta berbagai penjuru Nusantara dan Asia hingga Makkah dan Madinah.

    Meski diselingi pelajaran detail dan wawasan historis kaligrafi, buku ini—tutur penulis—bukan artikel ilmiah, melainkan “guyonan sambil berpikir” dan “pemikiran campur guyon”. Tujuannya adalah mengajak kawula muda untuk rame-rame senang, ya senang belajar kaligrafi. “Di mana-mana hatiku senang” menulis dan melukis kaligrafi. Biar kita bisa ketawa membaca cerita sambil berkarya. Kreatif bin rekreatif itu tak hanya menyenangkan, tapi juga mendorong hobi jadi profesi yang profesional.

    Selamat menikmati kisah-kisah unik, asyik, dan memantik Anda untuk berkreasi sekaligus memetik pelajaran hidup sehari-hari. Sebuah seni untuk memperindah lukisan dan kehidupan.

  • Majmu’ah ash-Sholawat wa al-Awrad

    Rp 55.000

    berisi kumpulan sholawat, wirid setelah sholat, serta surah-surah pilihan (surah munjiat).

  • Memberdayakan Zakat Untuk Mengurangi Parktik Riba

    Kemiskinan yang terstruktur dan ketimpangan kesejahteraan sosial sedang berlangsung karena sistim sosial ekonomi ribawi dan dan belum diberdayakannya zakat secara maksimal. Riba jahiliyah kini telah berganti kemasan menjadi berbagai macam bentuk riba, mulai dari kredit perbankan, riba on line, rentenir di pasar tradisional dan atau pembiayaan terselubung. Mufassir dan fuqaha harus dapat menganalisanya secara cermat dengan menggunakan kaidah tafsir dan fikih untuk  berijtihad  menentukan  keputusan hukum yang jelas sebagai solusi untuk mereduksi riba, sehingga roda ekonomi ummat dapat berjalan lancar tanpa terjerumus ke dalam samudra riba, agar prinsip : Islam sesuai untuk segala waktu dan tempat, dapat terealisir.

    Riba sudah jelas hukumnya haram, yang menjadi masalah adalah “faidah” yang status hukumnya diperselisihkan, seperti deposito, tambahan harga pada transaksi  kredit, jual beli emas atau mata uang yang tidak kontan dan model transaksi online yang lainnya, inilah yang menjadi perdebatan.

    Sistim ribawi ini menyebabkan debitur terus terperangkap oleh hutang  hingga tidak sanggup melunasinya. Khusus tentang hasil  investasi di Bank yang menjadi polemik antar ‘Ulama, adalah bagian dari hukum zhanniy yang kondisional, solusinya adalah mengganti bunga investasi dengan sistim bagi hasil (revenue sharing) yang lebih adil dan sesuai dengan maqashid syariah.

    Temuan dari hasil penelitian adalah bahwa diperlukan telaah/pemahaman ulang (I’adhatul Nadhar) terhadap penafsiran ayat-ayat zakat dan riba dalam usaha melemahkan praktik riba dengan memberdayakan zakat (tepat masharifnya). Penulis juga mengajukan perubahan kaidah  “Setiap utang-piutang yang mendatangkan manfaat adalah riba”, apabila “manfaat tersebut disyaratkan  pada awal akad.” Untuk masa depan perlu dipertimbangkan kaidah menjadi : “Tidak setiap utang-piutang yang mendatangkan manfaat adalah riba”

  • Menanamkan Karakter Mulia Melalui Tahfidz Al-Qur’an

    Di dalam dinamika masyarakat saat ini menghadapi tantangan era globalisasi. Perkembangan informasi dan teknologi yang cepat membuat budaya asing mudah diterima oleh banyak orang, baik orang dewasa maupun anak-anak. Bahkan dapat berpengaruh terhadap karakter seseorang.

    Karakter merupakan sifat – sifat kejiwaan, akhlak, dan budi pekerti yang dapat membuat seseorang terlihat berbeda dari orang lain. Sehingga dalam proses pembelajaran Tahfizh, penting dibangun karakter mulia, terutama karakter bertanggung jawab. Di dalam buku ini akan membahas pembelajaran tahfidz Al-Qur’an dapat membentuk karakter tersebut.

    Karakter tanggung jawab merupakan karakter penting di dalam kehidupan. Menumbuhkan sikap tanggung jawab harus dilakukan sejak dini. Tanggung jawab merupakan perwujudan dari niat dan tekad untuk menjalankan tugas. Buku ini akan mengajak pembaca menelusuri bagaimana mewujudkan karakter mulia tersebut. Selamat membaca, semoga bermanfaat!

  • Menghafal Al-Qur’an Bagi Santri Non Mukim

    Buku ini membahas peran seorang muhafiz terhadap prestasi santri non mukim dalam mengikuti Musabaqah Tilawah Al-Qur`an (MTQ) di pengajian KH. Abdurrahman Makmun Tangerang. Buku ini ditulis untuk memberikan motivasi belajar bagi siapapun dalam menerapkan fenomena sosial yang dilakukan secara langsung di pengajian KH. Abdurrahman Makmun yang bertempat di Jl. H. Usan, Rt 05 Rw 03 kel. Belendung kec. Benda kota Tangerang prov. Banten. Abdurrahman Makmun merupakan pimpinan salah satu pengajian di wilayah Tangerang. Istrinya bernama Ibu Hj. Mardiyah yang merupakan alumni IIQ Jakarta pada tahun 1995. Mereka adalah pasangan suami istri yang huffaz Qur’an. Beliau berhasil menarik perhatian warga setempat dalam belajar dan mempelajari Al-Qur`an sehingga banyak santri yang berhasil menghafalkan Al-Qur`an hingga 30 juz dengan kualitas hafalan yang baik dan bisa diikutsertakan dalam perhelatan Musabaqah Tilawah Al-Qur`an (MTQ) dari antar kota hingga ke international. Hal ini tidak terlepas dari peran seorang muhafiz dalam membimbing dan memberikan arahan, diantaranya: memberikan pembinaan baik dalam ziyadah  hafalan atau keikutsertaan MTQ, menanamkan kedisiplinan, memberikan keteladanan, memberikan saran dan motivasi baik secara intrinsik atau ekstrinsik. Para muhafiz memberikan arahan dan bimbingan tidak hanya kepada santri yang mukim, bahkan yang non mukim sekalipun sehingga santri non mukim bisa memperoleh 20 prestasi dalam ajang MTQ dengan hasil yang memuaskan. Semoga bermanfaat, selamat membaca!

  • MENGUNGKAP MAKNA AL-QUR’AN DALAM TRADISI BELAMIN

    Islam sebagai agama universal memiliki sifat adaptif untuk tumbuh dan berkembang di segala tempat dan setiap saat. Sulit untuk menghindari pengaruh tempat dalam kehidupan beragama, ajaran Islam sekalipun berhadapan dengan tradisi lokal, tetap mempertahankan universalitasnya. Ini merupakan indikasi bahwa perbedaan budaya bukanlah halangan untuk tercapainya tujuan Islam.

    Mengungkap Makna Al-Qur’an dalam Tradisi Belamin. Buku ini, membahas tradisi yang berlangsung sejak lama. Diperkirakan sejak abad ke-16. Tradisi ini dilestarikan oleh masyarakat Ketapang, Kalimantan Barat dan masih memiliki garis keturunan dengan Kerajaan Matan Tanjungpura. Sebuah ritual ketika seorang gadis mengalami haidh pertama dan masih keturunan Kerajaan Matan Tanjungpura masyarakat akan melakukan tradisi yang disebut Belamin.

    Tradisi ini umumnya dilakukan selama 7 (tujuh) hari dengan menyesuaikan kondisi perkembangan zaman, dan dalam pelaksanaan tradisi ini dilakukan dengan beberapa tata cara yaitu pertama, persiapan, kedua, anak gadis dilaminkan (dipingit dalam kamar), ketiga, keluar (turun) lamin, dan keempat, proses akhir pelaksanaan Tradisi Belamin. Nah, apakah tradisi ini termaktub dalam khazanah Islam? jikakau benar, apakah relevan dengan kandungan Al-Qur’an? Simaklah penjelasan detailnya dalam buku ini dan selamat membaca!

  • Metode Abjadi Jilid 1

    Rp 15.000

    Abjadi adalah akronim dari Ayo Belajar Al-Qur`an di IIQ. Metode ini dirancang khusus untuk pemula, yakni siapa saja yang masih belum mengenal huruf-huruf Al-Qur’an, khususnya bagi anak-anak tingkat PAUD. Jumlah huruf Arab yang kemudian menjadi bahasa Al-Qur`an adalah 28 huruf. Tertib atau urutannya ada tiga: (1) tertib Abjadi, (2) tertib Hijai, dan (3) tertib Makhariji. Tiga urutan huruf Arab inilah yang kemudian menjadi basis pengembangan Metode Abjadi untuk bisa diterapkan dalam bacaan huruf berharakat, bersukun, bertasydid, kata, sampai kalimat.

    Mengingat metode ini untuk pemula maka pembahasan tajwid tidak dimunculkan dalam bentuk teori, tetapi diberikan dalam contoh yang diulang-ulang dan berurutan dari yang paling mudah. Guru memberikan contoh bacaan yang tepat sesuai teori-teori ilmu tajwid dan hasil talaqqi-musyafahah dari guru yang riwayat bacaannya bersambung sampai Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam.

    Buku ini dibuat menjadi 5 jilid yang masing-masing jilid berisi 40-50 halaman. Desain sampul dibuat sedekat mungkin dengan dunia kanak-kanak dengan perpaduan gambar bintang, pelangi, dan pancaran cahaya yang cerah. Pembeda setiap jilidnya, selain terdapat tulisan jilid 1 s.d. 5 juga terletak pada variasi warna langit: warna pagi untuk jilid 1, siang untuk jilid 2, sore untuk jilid 3, senja untuk jilid 4, dan warna malam untuk jilid lima.

    Di dalam gambar, simbol, dan warna-warna pada sampul terkandung doa agar para pelajar Al-Qur`an dimudahkan dalam belajar dan terus mau belajar sampai mampu menjalankan dan mengamalkan kandungannya. Demikian prakata singkat ini kami buat. Semoga harapan kita, para orang tua dan para guru—agar generasi penerus bangsa ini adalah ahli agama dan ahli Al-Qur`an—menjadi kenyataan dan dikabulkan oleh Allah Subhânahu wa Ta‘âlâ. Amin.

  • Metode Abjadi Jilid 2

    Rp 15.000

    Abjadi adalah akronim dari Ayo Belajar Al-Qur`an di IIQ. Metode ini dirancang khusus untuk pemula, yakni siapa saja yang masih belum mengenal huruf-huruf Al-Qur’an, khususnya bagi anak-anak tingkat PAUD. Jumlah huruf Arab yang kemudian menjadi bahasa Al-Qur`an adalah 28 huruf. Tertib atau urutannya ada tiga: (1) tertib Abjadi, (2) tertib Hijai, dan (3) tertib Makhariji. Tiga urutan huruf Arab inilah yang kemudian menjadi basis pengembangan Metode Abjadi untuk bisa diterapkan dalam bacaan huruf berharakat, bersukun, bertasydid, kata, sampai kalimat.

    Mengingat metode ini untuk pemula maka pembahasan tajwid tidak dimunculkan dalam bentuk teori, tetapi diberikan dalam contoh yang diulang-ulang dan berurutan dari yang paling mudah. Guru memberikan contoh bacaan yang tepat sesuai teori-teori ilmu tajwid dan hasil talaqqi-musyafahah dari guru yang riwayat bacaannya bersambung sampai Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam.

    Buku ini dibuat menjadi 5 jilid yang masing-masing jilid berisi 40-50 halaman. Desain sampul dibuat sedekat mungkin dengan dunia kanak-kanak dengan perpaduan gambar bintang, pelangi, dan pancaran cahaya yang cerah. Pembeda setiap jilidnya, selain terdapat tulisan jili 1 s.d. 5 juga terletak pada variasi warna langit: warna pagi untuk jilid 1, siang untuk jilid 2, sore untuk jilid 3, senja untuk jilid 4, dan warna malam untuk jilid lima.

    Di dalam gambar, simbol, dan warna-warna pada sampul terkandung doa agar para pelajar Al-Qur`an dimudahkan dalam belajar dan terus mau belajar sampai mampu menjalankan dan mengamalkan kandungannya. Demikian prakata singkat ini kami buat. Semoga harapan kita para orang tua dan para guru—agar generasi penerus bangsa ini adalah ahli agama dan ahli Al-Qur`an—menjadi kenyataan dan dikabulkan oleh Allah Subhânahu wa Ta‘âlâ. Amin.

  • Metode Abjadi Jilid 3

    Rp 15.000

    Abjadi adalah akronim dari Ayo Belajar Al-Qur`an di IIQ. Metode ini dirancang khusus untuk pemula, yakni siapa saja yang masih belum mengenal huruf-huruf Al-Qur’an, khususnya bagi anak-anak tingkat PAUD. Jumlah huruf Arab yang kemudian menjadi bahasa Al-Qur`an adalah 28 huruf. Tertib atau urutannya ada tiga: (1) tertib Abjadi, (2) tertib Hijai, dan (3) tertib Makhariji. Tiga urutan huruf Arab inilah yang kemudian menjadi basis pengembangan Metode Abjadi untuk bisa diterapkan dalam bacaan huruf berharakat, bersukun, bertasydid, kata, sampai kalimat.

    Mengingat metode ini untuk pemula maka pembahasan tajwid tidak dimunculkan dalam bentuk teori, tetapi diberikan dalam contoh yang diulang-ulang dan berurutan dari yang paling mudah. Guru memberikan contoh bacaan yang tepat sesuai teori-teori ilmu tajwid dan hasil talaqqi-musyafahah dari guru yang riwayat bacaannya bersambung sampai Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam.

    Buku ini dibuat menjadi 5 jilid yang masing-masing jilid berisi 40-50 halaman. Desain sampul dibuat sedekat mungkin dengan dunia kanak-kanak dengan perpaduan gambar bintang, pelangi, dan pancaran cahaya yang cerah. Pembeda setiap jilidnya, selain terdapat tulisan jili 1 s.d. 5 juga terletak pada variasi warna langit: warna pagi untuk jilid 1, siang untuk jilid 2, sore untuk jilid 3, senja untuk jilid 4, dan warna malam untuk jilid lima.

    Di dalam gambar, simbol, dan warna-warna pada sampul terkandung doa agar para pelajar Al-Qur`an dimudahkan dalam belajar dan terus mau belajar sampai mampu menjalankan dan mengamalkan kandungannya. Demikian prakata singkat ini kami buat. Semoga harapan kita para orang tua dan para guru—agar generasi penerus bangsa ini adalah ahli agama dan ahli Al-Qur`an—menjadi kenyataan dan dikabulkan oleh Allah Subhânahu wa Ta‘âlâ. Amin.