Showing 37–45 of 69 results

  • Metode Abjadi Jilid 3

    Rp 15.000

    Abjadi adalah akronim dari Ayo Belajar Al-Qur`an di IIQ. Metode ini dirancang khusus untuk pemula, yakni siapa saja yang masih belum mengenal huruf-huruf Al-Qur’an, khususnya bagi anak-anak tingkat PAUD. Jumlah huruf Arab yang kemudian menjadi bahasa Al-Qur`an adalah 28 huruf. Tertib atau urutannya ada tiga: (1) tertib Abjadi, (2) tertib Hijai, dan (3) tertib Makhariji. Tiga urutan huruf Arab inilah yang kemudian menjadi basis pengembangan Metode Abjadi untuk bisa diterapkan dalam bacaan huruf berharakat, bersukun, bertasydid, kata, sampai kalimat.

    Mengingat metode ini untuk pemula maka pembahasan tajwid tidak dimunculkan dalam bentuk teori, tetapi diberikan dalam contoh yang diulang-ulang dan berurutan dari yang paling mudah. Guru memberikan contoh bacaan yang tepat sesuai teori-teori ilmu tajwid dan hasil talaqqi-musyafahah dari guru yang riwayat bacaannya bersambung sampai Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam.

    Buku ini dibuat menjadi 5 jilid yang masing-masing jilid berisi 40-50 halaman. Desain sampul dibuat sedekat mungkin dengan dunia kanak-kanak dengan perpaduan gambar bintang, pelangi, dan pancaran cahaya yang cerah. Pembeda setiap jilidnya, selain terdapat tulisan jili 1 s.d. 5 juga terletak pada variasi warna langit: warna pagi untuk jilid 1, siang untuk jilid 2, sore untuk jilid 3, senja untuk jilid 4, dan warna malam untuk jilid lima.

    Di dalam gambar, simbol, dan warna-warna pada sampul terkandung doa agar para pelajar Al-Qur`an dimudahkan dalam belajar dan terus mau belajar sampai mampu menjalankan dan mengamalkan kandungannya. Demikian prakata singkat ini kami buat. Semoga harapan kita para orang tua dan para guru—agar generasi penerus bangsa ini adalah ahli agama dan ahli Al-Qur`an—menjadi kenyataan dan dikabulkan oleh Allah Subhânahu wa Ta‘âlâ. Amin.

  • Metode Abjadi Jilid 2

    Rp 15.000

    Abjadi adalah akronim dari Ayo Belajar Al-Qur`an di IIQ. Metode ini dirancang khusus untuk pemula, yakni siapa saja yang masih belum mengenal huruf-huruf Al-Qur’an, khususnya bagi anak-anak tingkat PAUD. Jumlah huruf Arab yang kemudian menjadi bahasa Al-Qur`an adalah 28 huruf. Tertib atau urutannya ada tiga: (1) tertib Abjadi, (2) tertib Hijai, dan (3) tertib Makhariji. Tiga urutan huruf Arab inilah yang kemudian menjadi basis pengembangan Metode Abjadi untuk bisa diterapkan dalam bacaan huruf berharakat, bersukun, bertasydid, kata, sampai kalimat.

    Mengingat metode ini untuk pemula maka pembahasan tajwid tidak dimunculkan dalam bentuk teori, tetapi diberikan dalam contoh yang diulang-ulang dan berurutan dari yang paling mudah. Guru memberikan contoh bacaan yang tepat sesuai teori-teori ilmu tajwid dan hasil talaqqi-musyafahah dari guru yang riwayat bacaannya bersambung sampai Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam.

    Buku ini dibuat menjadi 5 jilid yang masing-masing jilid berisi 40-50 halaman. Desain sampul dibuat sedekat mungkin dengan dunia kanak-kanak dengan perpaduan gambar bintang, pelangi, dan pancaran cahaya yang cerah. Pembeda setiap jilidnya, selain terdapat tulisan jili 1 s.d. 5 juga terletak pada variasi warna langit: warna pagi untuk jilid 1, siang untuk jilid 2, sore untuk jilid 3, senja untuk jilid 4, dan warna malam untuk jilid lima.

    Di dalam gambar, simbol, dan warna-warna pada sampul terkandung doa agar para pelajar Al-Qur`an dimudahkan dalam belajar dan terus mau belajar sampai mampu menjalankan dan mengamalkan kandungannya. Demikian prakata singkat ini kami buat. Semoga harapan kita para orang tua dan para guru—agar generasi penerus bangsa ini adalah ahli agama dan ahli Al-Qur`an—menjadi kenyataan dan dikabulkan oleh Allah Subhânahu wa Ta‘âlâ. Amin.

  • Metode Abjadi Jilid 1

    Rp 15.000

    Abjadi adalah akronim dari Ayo Belajar Al-Qur`an di IIQ. Metode ini dirancang khusus untuk pemula, yakni siapa saja yang masih belum mengenal huruf-huruf Al-Qur’an, khususnya bagi anak-anak tingkat PAUD. Jumlah huruf Arab yang kemudian menjadi bahasa Al-Qur`an adalah 28 huruf. Tertib atau urutannya ada tiga: (1) tertib Abjadi, (2) tertib Hijai, dan (3) tertib Makhariji. Tiga urutan huruf Arab inilah yang kemudian menjadi basis pengembangan Metode Abjadi untuk bisa diterapkan dalam bacaan huruf berharakat, bersukun, bertasydid, kata, sampai kalimat.

    Mengingat metode ini untuk pemula maka pembahasan tajwid tidak dimunculkan dalam bentuk teori, tetapi diberikan dalam contoh yang diulang-ulang dan berurutan dari yang paling mudah. Guru memberikan contoh bacaan yang tepat sesuai teori-teori ilmu tajwid dan hasil talaqqi-musyafahah dari guru yang riwayat bacaannya bersambung sampai Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam.

    Buku ini dibuat menjadi 5 jilid yang masing-masing jilid berisi 40-50 halaman. Desain sampul dibuat sedekat mungkin dengan dunia kanak-kanak dengan perpaduan gambar bintang, pelangi, dan pancaran cahaya yang cerah. Pembeda setiap jilidnya, selain terdapat tulisan jilid 1 s.d. 5 juga terletak pada variasi warna langit: warna pagi untuk jilid 1, siang untuk jilid 2, sore untuk jilid 3, senja untuk jilid 4, dan warna malam untuk jilid lima.

    Di dalam gambar, simbol, dan warna-warna pada sampul terkandung doa agar para pelajar Al-Qur`an dimudahkan dalam belajar dan terus mau belajar sampai mampu menjalankan dan mengamalkan kandungannya. Demikian prakata singkat ini kami buat. Semoga harapan kita, para orang tua dan para guru—agar generasi penerus bangsa ini adalah ahli agama dan ahli Al-Qur`an—menjadi kenyataan dan dikabulkan oleh Allah Subhânahu wa Ta‘âlâ. Amin.

  • Strategi Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

    Buku ini membahas tentang efektivitas gamifikasi melalui media Baamboozle dan pola komunikasi guru terhadap siswa. Termasuk bagaimana strategi seorang  guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Hadirnya buku ini, terinspirasi dari sebuah jurnal yang ditulis oleh Alif Achadah, “Strategi Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam” yang disimpulkan oleh penulis, bahwa seorang guru harus mempunyai strategi yang ideal untuk dapat mengajar di dalam kelas sesuai dengan kondisi yang biasanya berbeda pada tiap-tiap jenjangnya. Hal ini diperlukan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa-siswi yang ada di lembaga pendidikan yang diajarnya.

    Pola komunikasi yang digunakan terdapat tiga pola, yaitu pola komunikasi satu arah, dua arah, dan multi arah yang digunakan sesuai dengan kebutuhan. Begitupun manfaat menggunakan media Baamboozle, bisa dinilai efektif dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, terbukti dengan antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran, kelas terlihat aktif dan interaktif, dan indikator lain yang menunjukkan siswa semangat dalam mengikuti seluruh kegiatan belajar mengajar. Semoga buku ini bermanfaat, selamat membaca!

  • Perjumpaanku Dengan Al-Qur’an (Gerak Pena Wanita Pecinta Kitabullah)

    Buku ini berisi kumpulan essai, artikel, cerpen, puisi dan refleksi. Di dalamnya membahas tentang dialog perempuan dengan Al-Qur’an. Beberapa diekspresikan melalui essai, artikel, cerpen, puisi dan refleksi. Semoga buku ini bermanfaat, dan selamat membaca!

  • Menghafal Al-Qur’an Bagi Santri Non Mukim

    Buku ini membahas peran seorang muhafiz terhadap prestasi santri non mukim dalam mengikuti Musabaqah Tilawah Al-Qur`an (MTQ) di pengajian KH. Abdurrahman Makmun Tangerang. Buku ini ditulis untuk memberikan motivasi belajar bagi siapapun dalam menerapkan fenomena sosial yang dilakukan secara langsung di pengajian KH. Abdurrahman Makmun yang bertempat di Jl. H. Usan, Rt 05 Rw 03 kel. Belendung kec. Benda kota Tangerang prov. Banten. Abdurrahman Makmun merupakan pimpinan salah satu pengajian di wilayah Tangerang. Istrinya bernama Ibu Hj. Mardiyah yang merupakan alumni IIQ Jakarta pada tahun 1995. Mereka adalah pasangan suami istri yang huffaz Qur’an. Beliau berhasil menarik perhatian warga setempat dalam belajar dan mempelajari Al-Qur`an sehingga banyak santri yang berhasil menghafalkan Al-Qur`an hingga 30 juz dengan kualitas hafalan yang baik dan bisa diikutsertakan dalam perhelatan Musabaqah Tilawah Al-Qur`an (MTQ) dari antar kota hingga ke international. Hal ini tidak terlepas dari peran seorang muhafiz dalam membimbing dan memberikan arahan, diantaranya: memberikan pembinaan baik dalam ziyadah  hafalan atau keikutsertaan MTQ, menanamkan kedisiplinan, memberikan keteladanan, memberikan saran dan motivasi baik secara intrinsik atau ekstrinsik. Para muhafiz memberikan arahan dan bimbingan tidak hanya kepada santri yang mukim, bahkan yang non mukim sekalipun sehingga santri non mukim bisa memperoleh 20 prestasi dalam ajang MTQ dengan hasil yang memuaskan. Semoga bermanfaat, selamat membaca!

  • SERIAL BUKU MODERASI BERAGAMA; Mengenali Praktik Baik Ta’lim Al Qur’an

    Buku ini terdiri dari lima (5) bagian. Bagian pertama adalah Iftitah, berisi pendahuluan, yang mengulas konteks atau latar belakang lahirnya buku, maksud dan tujuan, serta target sasaran buku. Bagian kedua, mengulas terkait “adab terhadap al-Qur’an”; mulai dari pengertian, pentingnya adab, adab menyentuh dan membawa al-Qur’an, adab membaca al-Qur’an, serta adab menaruh dan meletakkan al-Qur’an. Bagian ketiga, berisi tentang “sanad guru ngaji”; yang akan disajikan pembahasan mengenai definisi sanad, pentingnya sanad, sejarah lahirnya lembaga pendidikan beserta guru ngaji al-Qur’an, hingga kisah dan tips para guru ngaji dalam belajar dan menghafal al-Qur’an. Bab keempat, berisi tentang “kidung pelestarian al-Qur’an”; yang menghadirkan dimensi kearifan lokal terkait tradisi masyarakat dan menghidupkan al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari (living Qur’an). Pada bagian inilah diangkat kembali berbagai praktik pelestarian al-Qur’an di tengah masyarakat. Seperti penyampaian pesan penting al-Qur’an melalui pujian, atau kidung, atau syair-syair lokal. Bagian kelima, sebagai bagian akhir dari buku ini berisi tentang pengalaman dan praktik belajar al-Qur’an di daerah tertentu. Sebagai sebuah contoh refeleksi terkait rasa dan suasana belajar al-Qur’an.

  • Peran Kecerdasan Adversitas dan Kemandirian Mahasiswi Melalui Kegiatan Ubudiah di Pesantren Takhassus “IIQ” Jakarta

    Buku ini menjelaskan tentang peran kecerdasan adversitas dan kemandirian mahasiswi melalui kegiatan ubudiah. Penulis menjelaskan bahwa peran kecerdasan adversitas dan kemandirian melalui kegiatan ubudiyah memiliki pengaruh penting terhadap mahasiswi di Pesantren Takhassus “IIQ” Jakarta.

    Kecerdasan adversitas melalui kegiatan ubudiah berperan mengembalikan semangat mahasiswi berpegang teguh pada prinsip-prinsip yang telah dimilikinya dan tidak terpengaruh oleh orang lain. Membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi, memperkuat mental dalam menghadapi kesulitan, mengajarkan untuk bersabar, tawakkal dan ikhlas atas segala kesulitan, serta permasalahan dalam melaksanakan kewajibannya.

    Sedangkan kemandirian, memiliki pengaruh terhadap kemampuan mahasiswi dalam meningkatkan kedisiplinan, menumbuhkan kepercayaan dan kemampuan dirinya, meningkatkan rasa bertanggung jawab atas dirinya dan tugasnya untuk mengikuti kegiatan ubudiah, membantu mengontrol dirinya, serta memberikan pelajaran agar tidak bergantung kepada orang lain.

  • Ayat-ayat Qitâl dalam Perspektif Tafsir Kontemporer

    Buku ini membahas mengenai pendapat ulama tafsir kontemporer dalam  menafsirkan ayat-ayat seruan qitȃl dalam Al-Qur`an. Adanya penafsiran tersebut   sebagai respon atas sikap kaum musyrikin Makkah terhadap kaum muslimin yang seringkali mendapatkan intimidasi, ancaman bahkan siksaan. Mereka sepakat bahwa perang dalam Islam bersifat “defensif”. Umat Islam tidak diizinkan berperang selama dalam situasi damai. Sehingga segala bentuk terorisme dan radikalisme yang mengatasnamakan agama tidak dapat dibenarkan.

    Secara parsial, terdapat ayat yang menyerukan “perang” terhadap non-Muslim. Ayat tersebut oleh golongan radikal dijadikan landasan untuk melakukan aksi-aksi anarkisme dan kekerasan terhadap non-Muslim. Sehingga para mufassir kontemporer sangat kontra terhadap ekstrimisme dalam memahami ayat-ayat qitȃl. Jika memang sudah tidak ada jalan lain untuk menumpas penindasan dan mewujudkan keadilan, maka perang merupakan opsi paling terakhir. Oleh karena itu, memahami ayat Al-Qur’an dengan mengetahui sisi historisnya sangat dibutuhkan sebagai upaya deradikalisasi di Indonesia saat ini.